Cigombong (BS) – Bangunan bekas tangsi militer pada jaman penjajahan serta pusat pengolahan daun teh dan karet PTP Nusantara VIII di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kondisinya sangat mengkhawatirkan.
Pasalnya, bangunan yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah bangsa itu kondisinya sudah sangat lapuk dimakan usia, terlebih dengan tidak adanya upaya perawatan dari pihak terkait.
Dari pantauan beritasatoe.com di lapangan, beberapa bagian bangunan tersebut dimanfaatkan warga setempat dan pendatang untuk berbagai jenis tempat usaha, seperti usaha kuliner, gudang penyimpanan batu suiseki dan usaha lainya. Sementara sebagian besar bangunan lainnya dibiarkan terbengkalai tanpa perawatan hingga nyaris roboh.
Menyikapi hal itu, Ketua Karang Taruna Kecamatan Cigombong Rudy Hendar mengaku sangat prihatin terhadap kondisi bangunan bersejarah itu.
“Sebagai masyarakat dan anak pejuang, Saya sangat prihatin dengan kondisi bangunan bernilai sejarah yang dibiarkan terbengkalai tanpa perawatan seperti itu. Biar bagaimanapun, bangunan itu merupakan aset sejarah milik bangsa kita yang harus terjaga kelestariannya,” katanya.
Rudy meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor melalui dinas terkait agar segera melakukan upaya serius untuk melestarikan salah satu situs bersejarah di wilayah selatan Kabupaten Bogor itu.
“Pemkab Bogor harus segera mengambil langkah cepat untuk melindungi aset-aset sejarah di wilayahnya. Sebelum semuanya punah dan tidak ada kesan pembiaran”, tegasnya.
Berdasarkan keterangan dari warga setempat, beberapa tahun ke belakang, ada sekelompok warga negara Jepang yang datang ke lokasi komplek pabrik perkebunan di wilayah Rw 07 Desa Ciburuy itu. Mereka (Warga Negara Jepang, red) melakukan penggalian harta karun, dan berhasil mengangkat berbagai jenis perhiasan dan barang berharga di dalam guci keramik yang diduga dipendam leluhurnya pada jaman penjajahan dahulu.
“Kalau gak salah itu tahun 2010 an. Ada orang kita yang bawa sekelompok orang Jepang yang bawa peta harta karun. Mereka beli lahan di pinggir jalan dekat lapangan tenis dan langsung digali. Hasil penggalian itu mereka dapat beberapa guci yang isinya berbagai jenis perhiasan emas dan berlian. Saya bukan kata orang, karena saya waktu itu ikut jadi kuli galinya,” ungkap Heri, warga Komplek Eks Pabrik Perkebunan PTP Nusantara VIII yang dulunya dikenal Komplek PTPN XI Pondok Gedeh atau Komplek CWS. (Raden)