Beton Belum Lama Ditebar Sudah Retak, Ini Sikap Pelaksana CV Haskar Persada

BOGOR,  (BS) – Terkait adanya dugaan penggunaan beton cor yang berkualitas minim dan dugaan percobaan penyuapan wartawan oleh mandor pada proyek peningkatan jalan Cihideung – Maseng di wilayah , ini tanggapan pihak penyedia jasa CV.Haskar Persada

“Kami sudah berkoordinasi dgn desa, kecamatan, tokoh masyarakat. Dari kecamatan ada tanda tangan di pemberitahuan mau mulai kerja om, pake stempel juga,” kilah Inu pihak penyedia jasa (CV.Haskar Persada-red)

Inu juga mengatakan bahwa perusahaanya memakai beton fresh indonesia yang sudah di trial mix di DPUPR Kabupaten Bogor.

Baca juga: Diduga Minim Kualitas, Beton Proyek Jalan di Desa Cibalung Retak-retak 

“Kami pakai fc 10 dan fc 20 normal,” tambahnya.

Terkait keretakan yang ada, menurutnya harus ada cek and ricek dari semua pihak. Padahal keretakan beton yang terjadi di lokasi proyek sangat jelas terlihat oleh siapapun yang melintas di ruas jalan yang menempel dengan jembatan itu.

Sementara itu, menanggapi isi pemberitaan sebelumnya, bahwa oknum mandor bawahannya mencoba menyuap awak media agar tidak mempublikasikan kekisruhan yang terjadi dengan menawarkan nominal uang sebesar Rp. 200 ribu pada Rabu (27/07/2022) malam, saat pelaksanaan pengecoran, Inu meminta agar pihak media mengkonfirmasinya lagi.

“Yang mau disuap siapa.? berapa nominalnya? beritanya aja baru keluar,” jawab Inu, kepada Beritasatoe.com saat dimintai tanggapannya melalui pesan elektronik WhatsAppnya, Rabu (03/08)

Padahal dalam pemberitaan sebelumnya sudah ditulis dengan jelas, oknum mandor proyek  yang diketahui bernama andre itu meminta agar tidak dipublikasikan dengan iming-iming uang.

“Tolong jangan dipublikasikan pak, ini saya ada uang pribadi dua ratus ribu, ya itung – itung buat ganti bensin bapak – bapak lah”, ucap mandor Andre pada saat itu.

Baca juga: Dugaan Penyimpangan  Proyek  Jalan Cihideung – Maseng, CBA Dorong APH dan Kajari Turun Tangan

Seperti diberitakan sebelumnya, Rabu (27/07/2022) malam, saat pelaksanaan pengecoran, sempat terjadi kekisruhan antara pihak pelaksana proyek dengan warga pengatur lintasan.

Karena mandor mengaku tidak dibekali uang untuk operasional di lapangan oleh pelaksana. Bahkan dihadapan sejumlah awak media serta masyarakat, mandor yang diketahui bernama andre itu menyatakan akan mogok kerja jika pelaksana tidak menyelesaikan permasalahan – permasalahan di lingkungan proyek.

Ditempat terpisah Kepala UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Kelas A Dinas PUPR Kabupaten Bogor saat dimintai keterangannya terkait apakah sudah dilakukan uji mutu beton pada pekerjaan tersebut, Boby selaku Kepala UPT menjawab secara rinci, namun Ia menolak jika keterangannya tersebut dimuat di media.

” Ini bukan untuk di muat di media ya.
Kalau untuk di muat di media pernyataan saya harus dapat izin dari dinas maka kang santo bersurat aja dulu ke dinas nanti kalau sudah ada disposisi baru kita ngobrol,” tulis Boby melalui pesan WhatsApp pribadinya, Rabu (03/08).

Hingga berita ini dimuat, media ini masih terus mengumpulkan informasi dari pihak-pihak terkait.

Exit mobile version