Marak Kasus ODF di Kecamatan Nanggung, Ketua LSM PPUK: Indikator Pembangunan Yang Tidak Merata

Marak Kasus ODF di Kecamatan Nanggung, Ketua LSM PPUK: Indikator Pembangunan Yang Tidak Merata

Smallest Font
Largest Font

Bogor, (BS) - Ketua LSM Pergerakan Perubahan Untuk Keadilan (PPUK) Kabupaten Bogor, Ilyas menyampaikan keprihatinan terkait pernyataan yang disampaikan Kepala Desa Parakan Muncang dan Kalong Liud mengenai minimnya sarana air bersih (SAB).

Menurut Ilyas, akses terhadap air bersih adalah hak dasar yang harus dipenuhi sebagai bagian dari upaya perlindungan kesehatan masyarakat. 

"Terlepas dari besarnya potensi ekonomi yang ada di sektor pertambangan, masalah air bersih dan sanitasi masih menjadi tantangan serius yang tidak bisa diabaikan," ujar Ilyas kepada beritasatoe.com dalam keterangan tertulis, Rabu (19/2/2024).

Dia mengatakan meskipun sektor tambang emas di daerah tersebut terus berkembang. Fenomena ini menunjukkan adanya ketimpangan yang mencolok antara kekayaan alam yang ada dengan kesejahteraan masyarakat setempat.

"Fakta bahwa masyarakat di Desa Parakanmuncang dan Kalongliud masih banyak yang mengandalkan sungai untuk mandi dan belum sepenuhnya terhindar dari praktik buang air besar sembarangan (ODF) adalah indikator jelas ketidakmerataan pembangunan yang terjadi," ujarnya.

Ilyas menilai pagu indikatif yang diterima sebesar Rp21 miliar oleh Kecamatan Nanggung belum maksimal.

"Kenyataannya pembiayaan tersebut belum cukup maksimal untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang sangat mendesak," kata Ilyas sebagai LSM yang peduli terhadap isu-isu pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat ini.

Hal ini mengindikasikan, sambungnya, bahwa perencanaan anggaran dan prioritas pembangunan yang ada mungkin perlu ditinjau kembali agar lebih fokus pada sektor-sektor yang secara langsung menyentuh kebutuhan dasar masyarakat, seperti sanitasi dan air bersih.

Ilyas meminta Pemkab Bogor dalam hal ini Dinas PUPR segera merumuskan langkah kongkret. 

Tak hanya itu, dukungan dari masyarakat dan keterlibatan aktif dalam perencanaan serta pemeliharaan sistem SAB juga penting agar program tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan.

"Kami mendorong agar Pemkab 
dan Dinas PUPR, segera merumuskan langkah konkret untuk mengatasi permasalahan SAB  harus diprioritaskan sebagai upaya untuk menjamin hak hidup yang layak bagi warga, terutama di daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang tinggi seperti Nanggung," kata dia.

"Program-program sanitasi yang sudah diterapkan, baik secara individu maupun komunal, dapat dilanjutkan dan diperluas hingga masalah ODF dapat diatasi sepenuhnya. Pendekatan berbasis masyarakat yang melibatkan partisipasi aktif warga dalam perencanaan dan pemeliharaan sistem SAB juga perlu diperkuat agar keberlanjutan dan dampaknya dapat dirasakan secara maksimal oleh seluruh lapisan masyarakat," ujarnya kembali.

Sementara Dinas PUPR melalui Kasie Penyehatan Lingkungan, Pupung bungkam saat dikonfirmasi melalui pesan singkat pribadinya, Selasa (18/2).

Sebelumnya, praktik buang air besar sembarangan dan mandi di air sungai masih banyak ditemukan di wilayah Kecamatan Nanggung khususnya wilayah yang masih minim penyediaan sarana air bersih (SAB).

Menanggapi hal itu, Kapus Kecamatan Nanggung, dr. Baringin Manik mengungkapkan dapat menyebabkan dampak negatif pada kesehatan individu maupun orang lain.

"Ya, itu pasti berbahaya kalau BAB 
sembarangan, bisa terkontaminasi
ke warga yang lain apalagi air bersihnya tidak bagus tertular lagi," ungkap Baringin kepada beritasatoe.com belum lama ini.

Menurutnya, salah satu yang bisa terjadi itu diare.

Secara pencegahan dan sosialisasi rutin dilaksanakan Puskesmas mengenai PHBS.

"Kalau kita selalu, dalam kegiatan Posyandu, Pustu, kegiatan di Puskesmas kita selalu sampaikan pentingnya menjaga sanitasi termasuk perilaku hidup bersih dan sehat," katanya.

Kades Parakanmuncang Mauludin pun merasa miris melihat fenomena yang dialami di wilayahnya.

"Ini miris sekali, di Kecamatan Nanggung yang ada gudang emas tetapi masyarakatnya masih belum bebas dari praktik buang air besar sembarangan (ODF) dan masih banyak yang mandi di kali," ucapnya.

Senada, Dedengkot Apdesi Kecamatan Nanggung, Jani Nurjaman beranggapan SAB merupakan kebutuhan krusial bagi masyarakat.

"SAB ini merupakan prioritas yang kami usulkan agar penyediaan air bersih khususnya yang ada di Desa Kalongliud dan Parakanmuncang bisa segera terealisasi," jelas Jani. (Deri)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
TRP Author
Daisy Floren
Daisy Floren
AdminBs Administrator