Rp480 Juta Untuk Pemugaran Bangunan Rumah Sejarah Eks Pendopo Jauh dari Ekspektasi, Begini Tanggapan Ketua Apdesi Jasinga
Bogor, (BS) – Anggaran Rencana pemugaran bangunan rumah sejarah eks Pendopo Bupati Bogor di Desa Pamagersari, Kecamatan Jasinga jauh dari ekspektasi yang digadang-gadang mencapai Rp2 miliar.
Fakta ini terkuak, setelah terpampang pada pamflet Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Jasinga tahun 2025 pada Rabu (5/2) kemarin, bahwa
pemugaran bangunan rumah sejarah eks Pendopo Bupati Bogor di Desa Pamagersari hanya Rp480 juta.
Ketua APDESI Kecamatan Jasinga Nurohman menanggapi secara legowo keputusan Pemda Kabupaten Bogor dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
“Ya, walaupun memang hasil ini kurang memuaskan dengan pagu anggaran segitu tapi minimal ada satu bentuk perhatian dari Pemerintah Daerah,” sebut Nurohman kepada beritasatoe.com saat dikonfirmasi di hari yang sama.
Kades Pamagersari pun mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berjuang sedari awal.
“Terkait itu pertama saya apresiasi, rekan-rekan yang telah berjuang untuk eks Kewedanaan Jasinga, jadi bukan hanya pihak kami saja,” sebut dia.
“Dari unsur organisasi dan media yang banyak pengaruh untuk usulan ini,” tambahnya.
Berbeda dengan para pemuda yang melakukan walk out pada Musrenbang lantaran tidak puas terhadap realisasi program yang dianggap bersifat seremonial belaka.
Ketua Jaringan Kebudayaan Rakyat (Jaker) Kabupaten Bogor, Didin Ra Dien pun ikut menyoroti substansi dalam Musrenbang yang dilaksanakan. Bahkan, tak tanggung-tanggung dia langsung menunjuk keterwakilan Bappedalitbang.
“Jadi catatan kepada Bappedalitbang usulan yang
terpampang disini datanya darimana? Karena dilihat dari history musyawarah ini tidak mengcover apa yang dibutuhkan dibawah, sementara disini kita lihat ini adalah kutipan daripada SIPD-RI bukan yang diusulkan dan diserap dari masyarakat bawah,” tegas Ra Dien.
Sementara, Ketua DPK KNPI Jasinga, Alpin Arapli menilai pengajuan dan realisasi sekarang tidak berdasarkan kebutuhan masyarakat.
“Menggarisbawahi pengajuan – pengajuan dan realisasi pada 2025 ini bukan berdasarkan kebutuhan untuk masyarakat Jasinga pada umumnya, karena banyak ajuan-ajuan 2024 tidak ada di 2025,” kata Alpin.
Sekretaris Karang Taruna Kecamatan Jasinga, Panca beranggapan Musrenbang hari ini mencederai para pemuda. Menurutnya, sikap
walk out menunjukkan ketidakpercayaan terhadap Pemcam Jasinga yang dipimpin Santoso.
“Jadi terkait dengan Musrenbang hari ini sama saja mencederai para pemuda karena bagaimanapun juga para pemuda harus dilibatkan dalam Musrenbang ini,” kata dia.
Sambung Panca, terkait program-program yang kemudian hari ini kita lihat bahwasanya itu tidak berpihak kepada masyarakat. (Der)
![Daisy Floren](https://www.beritasatoe.com/media/profile/67aabd1fa9654.jpeg?location=2&width=40&height=40&quality=90)
![Daisy Floren](https://www.beritasatoe.com/media/profile/67aabd1fa9654.jpeg?location=2&width=40&height=40&quality=90)