Tebingan Perum Lido Permai Dua Kali Dihantam Longsor. Pengembang dan Pemdes Saling Lempar Bola

Tebingan Perum Lido Permai Dua Kali Dihantam Longsor. Pengembang dan Pemdes Saling Lempar Bola

Smallest Font
Largest Font

Cigombong (BS) – Warga Blok D2 dan D3 Perumahan Lido Permai RT 04 RW 05, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Bogor, Jawa Barat, ketar ketir. Pasalnya, tebingan tanah di ujung permukiman warga selama dua minggu terakhir dua kali dihantam longsor. Namun hingga kini belum juga ada tindakan permanen yang dilakukan pemerintah daerah agar tidak terjadi bencana susulan yang lebih parah, dan dikhawatirkan menimbulkan korban jiwa.

Dijumpai di kediamannya di blok D3, Ketua RT 04 Sarmadi, menuturkan, bencana longsor pertama terjadi pada Minggu (19/01) lalu, sekitar pukul 00. 45 WIB. Warga yang tengah tertidur lelap dikejutkan oleh suara gemuruh dari arah tebingan ujung permukiman, yang dibawahnya terdapat aliran sungai yang cukup deras. Setelah Ketua RT bersama warga mengecek ke sumber suara, ternyata tebingan dengan ketinggian sekitar 5 meter itu mengalami longsor.

Bencana longsor kedua, sambung Yohanes Hariyanto, warga Blok D2, terjadi pada Rabu (29/01) malam sekitar pukul 03.00 WIB. Longsor susulan itu terjadi saat hujan turun, dan persis dibelakang rumahnya.

“Waktu itu saya sudah tidur tapi tidak terlalu lelap, ketika tiba-tiba ada suara gemuruh keras yang datangnya dari tebingan di belakang rumah saya. Kekhawatiran saya dan warga lainya ternyata terbukti ketika kami mengecek ke sumber suara ternyata memang terjadi longsor susulan dari tebingan yang longsor sebelumnya”, papar Yohanes, di lokasi bencana, Minggu (02/02) sore.

Menurut ketua RT, sejak bencana longsor pertama terjadi dia sudah membuat laporan tertulis yang ditujukan ke pemerintah Desa Ciburuy dan Kecamatan Cigombong, serta ke pihak PT. Inti selalu pengembang perumahan. Namun menurutnya, hingga hari tadi baru pihak desa yang datang meninjau dan memberikan satu lembar terpal untuk menutupi dinding tebingan tanah yang longsor.

Sarmadi memperkirakan tebing yang longsor itu panjangnya sekitar 15 meter dengan ketinggian sekitar 5 meter. Terpal yang diberikan pihak desa hanya bisa menutupi setengah dinding tanah yang longsor saja, sehingga untuk menutupi sebagiannya lagi warga membelinya secara swadaya.

“Jadi sejak kejadian yang menangani longsor itu warga saja secara swadaya, sebisa kami dan dengan kemampuan yang ada. Sementara penanganan dari pihak lain hingga hari ini belum ada sama sekali. Bahkan ketika saya menanyakan ke pihak pengembang, justru pengembang malah balik nanya, katanya itu penanganan dari desa dan kecamatan bagaimana. Yang bikin saya selaku ketua RT dan warga sangat kecewa, pihak desa memberi pernyataan bahwa untuk penanganan longsor yang terjadi di wilayahnya itu prosesnya akan lama, karena tidak menimbulkan korban jiwa. Jujur saya sangat kecewa dengan sikap pemerintah desa, masa harus nunggu sampai ada korban jiwa dahulu”, imbuhnya dengan nada kesal.

Menurut Sarmadi, seharusnya apapun yang terjadi yang namanya bencana longsor seperti ini, apalagi lokasinya di bantaran sungai yang peluang terjadinya longsor susulan sangat besar. Bahkan, ujung tebing yang longsor itu sudah hampir mendekati salah satu rumah warganya, dan sudah memakan sebagian bahu jalan.

“Satu hal lagi yang kami sangat tidak terima, alasan lain pemerintah tidak segera melakukan penanganan longsor di wilayah kami karena PT. Inti selaku Developer belum menyerahkan Fasilitas Sosial (Fasos) dan Fasilitas Umum (Fasum) kepada pemerintah daerah Kabupaten Bogor, dalam hal ini pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah BPKAD). Kalau memang itu alasannya, kenapa pajak bumi dan bangunan PBB kami selalu dipungut tiap tahun? saya aja tiap tahun bayar koq, harusnya pemerintah adil dong”, pungkas Sarmadi.

Sarmadi berharap kepada pemerintah daerah melalui dinas terkait agar segera mengambil langkah cepat untuk menangani bencana longsor yang terjadi di wilayahnya, sebelum bencana yang lebih besar terjadi hingga menimbulkan korban jiwa.

Hingga berita ini diturunkan, pemerintah Desa Ciburuy maupun Pemerintah Kecamatan Cigombong belum bisa dimintai keterangan. (Raden)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
TRP Author